Minggu, 12 Desember 2010

Perbandingan Regional


Perbandingan antar kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan untuk beberapa indikator memperlihatkan adanya variasi yang cukup besar. Dilihat berdasarkan perbedaan perbedaan PDRB per kapita, terlihat ketimpangan yang cukup tinggi. PDRB Total Atas Dasar harga Berlaku tertinggi tercatat di Makassar yang mencapai 31,26 triliun rupiah pada tahun 2009. Angka ini tiga puluh empat kali lipat dibandingkan angka terendah yang tercatat di Selayar yang hanya mencapai 917,28 milyar rupiah. Dalam hal perbandingan PDRB ADHB per kapita, Luwu timur menempati urutan tertinggi dan Tana Toraja menempati urutan terendah



Perbandingan beberapa indikator terpilih lain seperti laju pertumbuhan ekonomi, angka pengangguran, dan persentase penduduk miskin menempatkan Makassar sebagai daerah dengan pertumbuhan tertinggi dan persentase penduduk miskin terendah. Sementara Sinjai dengan angka pengangguran terendah di Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun daerah dengan laju pertumbuhan terendah adalah Luwu Timur. Sementara Pare-pare menduduki peringkat pertama untuk daerah dengan angka pengangguran tertinggi. Sedangkan Jeneponto menempati urutan pertama daerah dengan persentase penduduk miskin paling besar

Tahukah anda????Kontribusi kemiskinan Sinjai terhadap total penduduk miskin di Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2008 mencapai 2,74 persen


Pendapatan Regional

PDRB sebagai ukuran produktivitas mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah dalam satu tahun. Kabupaten sinjai sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2009 menduduki peringkat ke dua belas dibandingkan 23 kabupaten/kota lainnya. Peringkatnya berada di bawah Kabupaten Luwu Utara dan di atas Kabupaten Soppeng

Sementara pendapatan perkapita yang mencerminkan tingkat produktivitas tiap penduduk menunjukkan bahwa penduduk Sinjai sedikit diatas penduduk Soppeng dan menduduki peringkat ke sembilan dibanding seluruh kabupaten/kota. Pendapatan perkapita tertinggi di Propinsi Sulawesi Selatan adalah Kabupaten Luwu Timur





Secara umum pertumbuhan ekonomi Sinjai menunjukkan kecenderungan moderat dan berada di atas pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan. Dimana pertumbuhan Sinjai sebesar 7,02 persen, sementara Provinsi Sulawesi sebesar 6,20 persen

Dilihat dari distribusi PDRB, dominasi sektor pertanian sebesar 53,16 persen masih menjadi ciri khas perekonomian Sinjai diikuti oleh sektor Jasa-jasa sebesar 21,61 persen dan sektor bangunan sebesar 4,71 persen

Transportasi dan komunikasi

  


Sementara panjang jalan tidak mengalami kenaikan, jumlah kendaraan bermotor di Sinjai mengalami kenaikan yang cukup berarti khususnya mobil bus dari sekitar 160 pada tahun 2008 menjadi sekitar 251 pada tahun 2009 atau meningkat sebesar 56,88 persen. Peningkatan juga terjadi pada jenis kendaraan mobil penumpang yaitu dari 752 menjadi 805

Tahukah anda?????????
Sekitar 14 % dari total panjang jalan di Sinjai pada tahun 2009 dalam kondisi rusak/rusak berat

Di sektor komunikasi, secara umum terdapat perkembangan yang positif khususnya akses penduduk terhadap Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Selama periode 2007-2008 telah terjadi peningkatan jumlah pengguna telpon seluler dan internet. Pengguna telpon seluler meningkat dari sekitar 37,37 persen menjadi sekitar 46,46 persen. Sementara pengguna internet selama periode yang sama juga meningkat dari 0,33 persen menjadi 1,38 persen

Hotel dan Pariwisata


Objek wisata di Sinjai bertambah pada tahun 2009 seiring dengan usaha pemerintah setempat untuk mengembangkan fasilitas objek wisata. Objek wisata yang mengalami penambahan secara drastis yaitu objek wisata purbakala, dimana meningkat dari 39 objek pada tahun 2008 menjadi 65 objek pada tahun 2009 atau hampir dua kali lipat
Sinjai memiliki beberapa hotel dan akomodasi lainnya untuk ikut mendukung berkembangnya usaha pariwisata. Jumlah hotel dan akomodasi pada tahun 2009 sebanyak 24 buah. Keseluruhannya termasuk hotel non bintang. Tersedia 240 kamar dan 408 tempat tidur. Meskipun terdapat penambahan dalam hal tersedianya kamar, namun ternyata jumlah tenaga kerja di bidang perhotelan justru malah menurun yaitu dari 104 orang tahun 2008 menjadi 88 orang pada tahun 2009

Tahukah anda ????
Pada Tahun 2009, terjadi penambahan objek wisata sekitar 35 persen dari total objek wisata sebelumnya

Tingkat penghunian kamar (TPK) hotel di Sinjai mengalami penurunan yaitu dari 25,22 persen tahun 2008 menjadi 19,27 persen pada tahun 2009. Akan tetapi, tingkat pemakaian tempat tidur (TPTT) meningkat dibanding tahun sebelumnya yaitu dari 18,84 persen menjadi 22,81 persen. Sementara itu, selama tahun 2009 terdapat 38 tamu mancanegara yang menginap dan 28.757 tamu domestik 

Industri

Selama periode 2008-2009 jumlah unit usaha industri di Kabupaten Sinjai mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu sebesar 9,4 persen. Pada tahun 2008 tercatat sebanyak 2.720 unit usaha industri dan sebanyak 2.975 unit usaha industri di tahun 2009
Seiring dengan peningkatan jumlah industri, jumlah tenaga kerja di sektor industri juga mengalami peningkatan cukup besar yaitu dari 7.661 orang menjadi 8.127 orang pada tahun 2009. Jumlah tenaga kerja paling banyak terdapat pada industri pangan sebanyak 4.356 orang atau sekitar 53 persen dari total tenaga kerja industri Sinjai. Kemudian diikuti Industri kimia dan bahan bangunan sebanyak 1.384 orang atau sebesar 17 persen. Sementara jumlah tenaga kerja paling sedikit berada di industri kerajinan dan umum











Industri besar adalah perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih
Industri sedang adalah perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 20 s.d. 99 orang
Industri kecil adalah perusahaan dengan tenaga kerja 5 s.d. 19 orang 
Industri rumah tangga adalah perusahaan dengan tenaga kerja 1 s.d. 4 orang


Tahukah anda ???? 
  Lebih dari 90 persen industri di Sinjai termasuk industri kecil dan rumah tangga


  

  Nilai investasi Industri Sinjai mencapai sekitar 38 milyar rupiah pada tahun 2009. Hal ini meningkat sekitar 6,8 persen dari tahun sebelumnya. Adapun nilai bahan baku meningkat cukup drastis yaitu sekitar dari dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai bahan baku pada tahun 2009 sekitar 56 milyar rupiah

Pertanian

Produksi padi di Sinjai setiap tahun selalu meningkat dari tahun sebelumnya. Produksi padi Sinjai mencapai 100.773 ton pada tahun 2009. Produksi ini meningkat sebesar 2,3 persen dibandingkan produksi tahun 2008. Pada waktu tersebut produktivitas padi Sinjai mencapai 48,49 kuintal per ha. Produktivitas yang paling tinggi pada tahun 2009 dihasilkan dari  ubi kayu yaitu 212,06 kuintal per ha meskipun terjadi penurunan produksinya dibanding tahun sebelumnya
 Sinjai pada tahun 2009 menghasilkan produksi kedelai sebanyak 30 ton dengan luas panen sebesar 24 ha. Hal ini merupakan hal yang cukup menggembirakan karena pada tahun 2007-2008 Sinjai tidak ada produksi kedelai
 Luas panen produksi jagung berkurang pada tahun 2009. Namun produksi jagung pada tahun tersebut meningkat dari 29.887 ton menjadi 33.748 ton atau meningkat sebesar 12,9 persen. Sementara produktivitasnya mencapai 38,17 kuintal per ha. Adapun produksi ubi kayu mengalami penurunan meskipun luas panennya bertambah sebesar 16,3 persen yaitu dari 9.721 ton pada tahun 2008 menjadi 8.780 ton pada tahun 2009. Luas panen kacang tanah maupun ubi jalar berkurang dari tahun ke tahun. Pengurangan luas panen ini ternyata diikuti pula dengan berkurangnya produksi kacang tanah dan ubi jalar di Sinjai

Pembangunan Manusia



Kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat ditunjukkan dengan melihat perkembangan indeks pembangunan manusia (IPM) yang mencerminkan capaian kemajuan di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Dengan melihat perkembangan angka IPM tiap tahun, tampaknya kemajuan yang dicapai Sinjai dalam pembangunan manusia tidak terlalu signifikan. Angka IPM Sinjai hanya mengalami sedikit peningkatan dari 67,5 pada tahun 2006 menjadi 68,74 pada tahun 2008. Lambatnya kenaikan IPM ini dapat dipahami, mengingat dampak dari investasi di sektor kesehatan dan pendidikan khususnya terhadap peningkatan indikator penyusun IPM terlihat secara nyata dalam jangka panjang

      Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.
Garis Kemiskinan adalah nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori per kapita per hari ditambah kebutuhan minimum non-makanan yang mencakup perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan

Perumahan

Salah satu indikasi rumah sehat menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah rumah tinggal yang memiliki luas lantai per kapita minimal 10 m2. Pada tahun 2008 masih ada sekitar 21,97 persen rumah tangga di perkotaan dan 12,29 persen di daerah perdesaan Sinjai tinggal di rumah dengan luas lantai per kapita kurang dari 10 m2

Tahukah anda ?????
77,14 persen rumah tangga di Sinjai sudah menggunakan listrik PLN
 
Kondisi perumahan di Sinjai terlihat semakin membaik selama periode 2007-2008. Hal ini dapat dilihat pada meningkatnya jumlah rumah tangga yang memiliki perumahan dengan kondisi lantai bukan tanah serta beratap layak. Persentase rumah tangga dengan lantai rumah bukan tanah meningkat dari 99,18 persen menjadi 99,34 persen atau dengan kata lain hampir meliputi seluruh jumlah rumah tangga. Sementara persentase rumah tangga beratap layak meningkat dari 96,39 persen menjadi 97,2 persen

 Akses terhadap air bersih tampaknya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun, persentase rumah tangga yang menggunakan air kemasan dan ledeng sebagai sumber air minumnya justru terus mengalami penurunan. Artinya lebih banyak rumah tangga yang sumber air minumnya adalah sumur terlindung atau mata air terlindung

 

Kesehatan


Sebagai rujukan penduduk untuk berobat jalan di Kabupaten Sinjai fasilitas kesehatan tertinggi adalah puskesmas yaitu mencapai 51,56 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa fasilitas tersebut paling banyak dipilih karena cukup mudah untuk dijangkau oleh penduduk dan biaya berobat yang dikeluarkan relatif murah. Persentase penduduk berobat jalan yang ditangani oleh petugas kesehatan mencapai 25,96 persen dan yang berobat mendatangi dokter praktek sebanyak 13,48 persen
Persentase tertinggi penolong kelahiran pada tahun 2009 di Kabupaten Sinjai dilakukan oleh bidan yaitu mencapai 55,77 persen. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan penduduk di bidang kesehatan cukup tinggi dengan memahami pentingnya keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan. Sementara itu, balita yang proses kelahirannya ditolong oleh dokter baru mencapai 4,96 persen




Tahukah anda?????
Pada Tahun 2008 di Sinjai tercatat sebanyak 7.732 keluarga yang memiliki ASKESKIN

Pemerintah mengupayakan agar para ibu hamil dapat melahirkan dengan bantuan tenaga kesehatan yang telah didistribusikan ke berbagai wilayah termasuk daerah-daerah terpencil yaitu daerah perdesaan. Dengan demikian persentase persalinan balita yang ditolong oleh dukun tradisional yang masih cukup tinggi (35,55% pada tahun 2009) diharapkan terus menurun 

Pendidikan

Jumlah Murid, Guru, Sekolah di Sinjai, 2009

 Penduduk laki-laki di Sinjai seperti juga di daerah lain memiliki kemampuan baca tulis lebih tinggi dibanding perempuannya. Secara umum penduduk di perkotaan Sinjai mempunyai kemampuan baca tulis yang lebih baik dibandingkan dengan penduduk perdesaan
Rata-rata lama sekolah penduduk Sinjai di bawah rata-rata lama sekolah penduduk Provinsi Sulawesi selatan, dimana indikator ini menunjukkan rata-rata lama sekolah 6,6 tahun atau artinya secara rata-rata penduduk Sinjai memutuskan berhenti sekolah ketika kelas 1 SLTP
 Capaian di bidang pendidikan terkait erat dengan ketersediaan fasilitas pendidikan. Pada jenjang pendidikan SD di Kabupaten Sinjai untuk tahun ajaran 2008/2009 seorang guru rata-rata mengajar 11 murid SD. Semakin tinggi jenjang pendidikan maka beban seorang guru semakin sedikit, dimana untuk jenjang pendidikan SLTP rata-rata seorang guru mengajar 9 murid dan di jenjang SLTA beban seorang guru hanya mengajar 8 murid
 Angka partisipasi sekolah (APS) untuk usia SD pada tahun 2008 sebesar 94,79 mengandung pengertian adanya 94,79 persen penduduk usia SD yang masih bersekolah. Angka ini menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kenaikan APS ini juga terjadi di usia SLTP, namun berkebalikan dengan APS usia SLTA
 
                Indikator Pendidikan Sinjai 2007-2008
Uraian
2007
2008



Angka Melek Huruf


Laki-laki
85,49
86,33
Perempuan
84,08
84,22
Rata-rata Lama Sekolah (thn)


Laki-laki dan Perempuan
6,6
6,6
Angka Partisipasi Sekolah


7-12
94,57
94,79
13-15
72,76
73,32
16-18
45,64
45,55